Setiap jelang akhir tahun, orang beramai-ramai menyusun resolusi tahun baru. Momen pergantian tahun dipandang sebagai waktu yang tepat untuk memulai kembali semuanya dari awal. 

Membuat resolusi terdengar mudah ketika Anda hanya harus menuliskannya dalam sebuah jurnal. Namun, tak sedikit orang yang malah merasa kewalahan dan kesulitan mencapai resolusi tersebut setelah euforia tahun baru lewat. 

Pertanyaannya, masih perlu atau tidak buat resolusi tahun baru

Baca Juga: Virus Rubella Membuat Tubuh Alifah Tak Berdaya

Mengapa Resolusi Tahun Baru Sering Gagal Tercapai? 

Tahun Baru

Mengapa Resolusi Tahun Baru Sering Gagal Tercapai?

Awal minggu, awal bulan, awal semester, atau awal tahun kerap disuarakan sebagai “hari baru” yang mendorong diri kita untuk berjanji lebih baik lagi. Akan tetapi, momen pergantian tahun tampak lebih sempurna untuk mengawali berbagai perubahan yang ingin kita capai di tahun baru

Hal itu menjelaskan mengapa akhir tahun sering menjadi waktu untuk merefleksikan diri apa yang telah dicapai setahun belakangan. Kemudian, menyusun lagi daftar tujuan, rencana, atau perubahan yang ditargetkan setahun ke depan. 

Namun, penelitian dan survei menunjukkan kecenderungan orang untuk kembali ke kebiasaan lama setelah bulan pertama lewat, alih-alih tetap berpegang pada resolusi tahun baru yang dibuat. Harus diakui, proses mencapai gol atau tujuan yang sudah dibuat lebih berat daripada sekadar membalikkan telapak tangan. 

Katy Milkman, seorang profesor di Wharton School of the University of Pennsylvania dan penulis buku How to Change: The Science of Getting from Where You Are to Where You Want to Be, menuturkan, resolusi tahun baru bukanlah isu utamanya. Justru masalahnya ada pada bagaimana kita berusaha mencapai tujuan tersebut.

Beberapa alasan mengapa resolusi sering gagal tercapai dimulai dari bagaimana cara kita memandang momen tahun baru itu sendiri, seperti dijelaskan berikut ini. Pertama, berpikir bahwa pada 1 Januari, Anda akan bangun sebagai orang yang sama sekali berbeda. Tentu pikiran itu terdengar tidak logis, bukan?

Kedua, belum punya perencanaan matang bagaimana mencapai resolusi yang dibuat. Resolusi tahun baru hanya sekadar daftar singkat tak bermakna jika tidak ada penjelasan atau rencana aksi seperti apa cara menuju ke sana. 

Ketiga, ketika terpeleset dan gagal, langsung menyerah begitu saja. Resolusi justru tidak dijadikan motivasi untuk mencoba kembali. Perasaan sudah kalah dan lebih baik menyerah malah menguat sehingga kita cenderung malas mencari cara untuk memulainya lagi. 

Keempat, cek lagi, apakah Anda menyusun tujuan yang terdengar begitu hebat hingga nyaris sempurna atau tidak. Gol tersebut boleh jadi ideal, tetapi tampak tidak realistis ketika Anda membuatnya terlalu besar dan tidak dipecah menjadi tujuan yang lebih kecil dan mudah dicapai.

Tujuan yang terlalu ideal cenderung membuat kita mudah kewalahan yang malah mengarah pada rasa frustrasi dan kegagalan. Ingat ini, keberhasilan kecil malah jadi jalan menuju keberhasilan besar. Jadi, mengapa tidak memulainya dari hal-hal kecil lebih dulu? 

Resolusi Tahun Baru, Perlu Atau Tidak?

Tahun Baru

Resolusi Tahun Baru, Perlu atau Tidak?

Lalu, apakah resolusi tahun baru masih diperlukan atau tidak? Jawabannya, tentu kembali pada keputusan diri Anda. Sebagian orang berpandangan resolusi ibarat harapan untuk menargetkan tujuan yang bisa memotivasi mereka bergerak maju. 

Sementara, sebagian lagi berpikir, resolusi tahun baru bukan prioritas. Menyusun tujuan dan target bisa dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu momen pergantian tahun. Boleh jadi, mereka menganggap setiap detik dan menit kehidupan memberi ruang bagi dirinya untuk terus memperbaiki serta meningkatkan kemampuan diri. 

Pendek kata, tahun baru boleh jadi momen pilihan Anda untuk berjanji lebih baik lagi. Namun, jika Anda serius untuk terus meningkatkan kemampuan diri, beberapa tips berikut dapat membantu menyusun resolusi tahun baru yang lebih membumi.

  1. Mulai sekarang ketika Anda mau dan mampu, bahkan sedetik usai membaca tulisan ini! Tidak perlu tunggu tahun baru datang untuk membuat resolusi.
  2. Buat tujuan-tujuan itu serealistis mungkin, bagi menjadi tujuan kecil yang lebih mudah dicapai. Anda memang bisa mencapai target secara maraton, tetapi itu akan lebih melelahkan daripada mencicilnya sedikit demi sedikit.
  3. Susun sebuah strategi atau sistem, seperti rutinitas harian yang Anda bangun untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu sudah terbiasa, perlahan tapi pasti Anda akan melangkah makin dekat dengan tujuan tersebut.
  4. Tulis tujuan secara spesifik dan mudah diukur. Spesifik berarti jelas kapan harus dicapai (deadline) dan bagaimana tolak ukurnya. Contoh, daripada tulis ingin langsing, lebih baik tulis turun berat badan 3 kg dalam waktu 2 bulan.
  5. Hindari menuliskan banyak gol dalam satu waktu. Sebaiknya, fokus pada tujuan utama yang benar-benar penting. Jadi, Anda pun bisa memantau dan menyaksikan sendiri sejauh mana kemajuan yang dicapai.

Resolusi tahun baru perlu atau tidak kembali pada apa yang menjadi prioritas Anda. Namun, mengubah diri menjadi lebih baik tak melulu harus menunggu pergantian tahun. Anda bisa memulai kapan saja kapanpun kamu mau. 

Pada akhirnya, proses mencapai tujuan itulah yang membentuk diri kita dari waktu ke waktu. Bukan momen tahun baru semata yang harus kita rayakan, tetapi setiap keberhasilan yang telah diraih sebelum menuju keberhasilan yang lebih besar. 

Lebih banyak beramal bisa jadi salah satu cara untuk menjadi pribadi lebih baik. Apalagi, sekarang beramal dapat dilakukan dari mana saja melalui donasi online. Yuk, klik di sini dan mulai donasi pertama Anda bersama AyoBantu

Baca Juga: Panen Pahala Jariyah, Berikan Alat Shalat Terbaik untuk Kaum Dhuafa

Referensi:

8 Amalan Ringan Berpahala Besar – Muslim.okezone.com (2020)

11 Contoh Amal Jariyah Yang Pahalanya Terus Mengalir – Sedekahair.org (2022)

15 Amalan Ringan namun Berpahala Besar – Islampos.com (2021)