Halo, Teman Peduli.
Apakah kamu pernah melihat bayi yang bagian putih di bola matanya berwarna kuning? Perlu diperhatikan, apabila bagian putih bola mata tetap berwarna kuning hingga di minggu pertama sampai sepuluh hari dari waktu kelahiran sang bayi, hal ini patut untuk diwaspadai karena merupakan salah satu gejala dari Atresia Bilier. Seperti yang dialami oleh adik Rayyan Alfarizqy balita berumur 7 bulan.
Rayyan terlahir normal dengan berat badan 3,4 kg dengan tinggi badan 50 cm, tapi sejak awal ia lahir bagian putih di bola matanya berwarna kuning. Namun hal ini dianggap biasa oleh orang tua Rayyan, karena sering terjadi pada bayi yang baru lahir dan mereka selalu menjemur Rayyan pada pagi hari agar warna kuning di bagian putih bola matanya Rayyan bisa hilang.
Tapi sayangnya setelah Rayyan rutin dijemur setiap pagi, warna kuningnya tidak kunjung hilang hingga dia berumur 4 bulan. Orang tua Rayyan pun memberanikan diri untuk membawanya periksa ke rumah sakit, namun dari hasil pemeriksaan mereka tidak mendapatkan titik terang penyebabnya.
Malangnya, di bulan Agustus 2022 muntah BAB Rayyan berdarah. Orang tuanya panik dan membawa Rayyan ke rumah sakit, setelah menjalani rawat inap selama beberapa hari dan melewati berbagai pemeriksaan, dokter menduga Rayyan menderita Atresia Bilier.
Apa Itu Atresia Bilier?
Atresia Bilier adalah kondisi di mana adanya gangguan aliran cairan empedu, sehingga cairan empedu tidak bisa menuju usus dan terkumpul di dalam hati yang akan mengakibatkan terjadinya kerusakan hati. Kelainan ini merupakan salah satu jenis penyakit yang jarang terjadi dan khas dialami pada bayi baru lahir.
Atresia Bilier membuat saluran menjadi bengkak dan tersumbat. Empedu yang terperangkap di hari akan mulai menghancurkan sel di sana dan seiring berjalannya waktu hati akan terluka atau yang dikenal dengan istilah sirosis. Dan setelah itu, hati tidak bisa menyaring racun sebagaimana mestinya.
Beberapa bayi yang mengalami atresia bilier sejak dalam rahim sang ibu. Namun biasanya dan paling sering, gejala atresia bilier muncul di antara 2 hingga 4 minggu setelah bayi dilahirkan.
Penyebab Atresia Bilier
Atresia bilier bukanlah merupakan penyakit menular dan penyakit turunan. Penyebab dari penyakit atresia bilier ini masih belum diketahui, namun ada beberapa hal yang dicurigai dan menjadi penyebab terjadinya penyakit kelainan ini, di antaranya:
- Perubahan genetik
- Gangguan sistem imun
- Gangguan perkembangan hati dan saluran empedu saat di dalam kandungan
- Paparan dari zat beracun saat masih dalam kandungan
- Infeksi dari virus atau bakteri
Baca Juga: Virus Rubella Membuat Tubuh Alifah Tak Berdaya
Gejala Atresia Bilier
Terdapat dua bentuk atresia bilier yang terdiri dari atresia bilier perinatal dan atresia bilier postnatal. Pada atresia bilier jenis perinatal, gejalanya biasa timbul saat bayi belum berusia dua minggu. Sedangkan pada jenis atresia bilier, gejala tampak pada usia dua sampai delapan minggu setelah bayi lahir.
Gejala awal atresia bilier:
-
Penyakit Kuning
Warna kuning pada kulit dan mata terjadi karena tingkat bilirubin atau tingkat empedu dalam aliran darah sangat tinggi. Penyakit kuning yang sering terjadi pada bayi yang baru lahir disebabkan oleh hati yang belum matang dan biasanya akan hilang dalam minggu pertama hingga sepuluh hari kehidupan si bayi. Bayi yang terlahir dengan kondisi kelainan ini biasanya akan tampak normal ketika lahir, namun akan mengalami perubahan warna pada dua atau tiga minggu setelah kelahiran.
-
Urin Berwarna Gelap
Urin yang berwarna gelap dikarenakan terjadinya penumpukan bilirubin (zat yang memiliki fungsi sebagai pemecah hemoglobin) dalam darah.
-
Tinja Berwarna Putih atau Tanah Liat
Gejala ini juga disebut dengan kotoran acholic, gejala terjadi karena tidak adanya pewarna empedu atau bilirubin yang dikosongkan ke dalam usus. Empedu memberikan warna hijau atau coklat pada feses dan tanpa warna tersebut feses tidak akan memiliki warna.
-
Berat Badan Turun
Ketika tingkat penyakit kuning mengalami peningkatan, bayi akan mengalami penurunan berat badan yang drastis dan sangat mudah rewel.
Komplikasi dari Atresia Bilier
Komplikasi ini umumnya terjadi pasca operasi, seperti kolangitis, kebocoran anastomosis, obstruksi usus, hipertensi portal, dan sindrom hepatopulmonal. Kelainan saluran empedu atau atresia bilier ini juga bisa menyebabkan sejumlah masalah lainnya pada anak, seperti:
-
Masalah Pertumbuhan
Karena empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak tidak masuk ke usus, bayi menjadi kesulitan untuk mencerna lemak dari ASI atau susu formal secara normal. Hal ini mengakibatkan bayi mengalami pertumbuhan yang buruk. Pada kondisi ini, bayi membutuhkan makanan khusus yang mengandung jenis lemak berbeda dan mudah dicerna, seperti makanan tambahan atau suplemen untuk membantu pertumbuhannya.
-
Kekurangan Vitamin
Bayi membutuhkan obat tambahan untuk mendapatkan vitamin A,D,E dan K karena vitamin-vitamin tersebut larut di dalam lemak, sehingga tidak dapat diserap dengan baik ke dalam tubuh pada atresia bilier.
-
Gatal
Penyakit hati bisa menyebabkan si bayi akan merasakan rasa yang sangat gatal. Hal ini tidak semuanya terjadi pada bayi dengan penyakit kuning, akan tetapi rasa gatal yang berlebihan ini akan membuat mereka sangat tidak nyaman.
-
Masalah Lainnya
Apabila tindakan operasi yang sudah dilakukan sebelumnya tidak berhasil dan terjadinya kegagalan hati, masalah lainnya akan terjadi. Pada kondisi ini dokter akan berbicara empat mata kepada ibu si bayi untuk memberitahukan risiko-risiko buruk yang mungkin bisa terjadi ke depannya.
Untuk mengatasi komplikasi di atas tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bayi dengan atresia bilier yang berasal dari keluarga pra sejahtera tentunya akan sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi. Seperti keluarga dari balita Rayyan Alfarizqy yang mengalami kesulitan untuk memberikan perawatan dan memenuhi kebutuhannya untuk melawan atresia bilier yang menggerogotinya.
Rayyan, Balita Pengidap Atresia Bilier Butuh Uluran Tangan
Sejak Rayyan didiagnosa menderita Atresia Bilier, kedua orang tua kebingungan memikirkan bagaimana caranya mencari biaya untuk mengobati Rayyan. Semua usaha dan upaya sudah mereka coba, mulai dari menjual semua barang yang dipunya hingga meminjam ke sanak saudara.
Ayah Rayyan hanya seorang buruh serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap bulannya dan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Penghasilan dari sang ayah, habis dibagi untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya sekolah kakak Rayyan.
Sekarang keluarga kecil ini sedang berjuang di Jakarta dengan perbekalan seadanya. Kondisi Rayyan yang terus menurun dan perutnya yang semakin membesar membuat Rayyan harus dirujuk untuk menjalani pengobatan yang lebih baik di sebuah rumah sakit di sana.
Keluarga kebingungan memikirkan dana untuk pengobatan Rayyan, membagi uang untuk kebutuhan sekolah kakak Rayyan yang mereka tinggalkan di Pontianak, biaya hidup mereka di Jakarta, dan melunasi biaya perawatan rumah sakit Rayyan saat di Pontianak yang mencapai puluhan juta karena tidak ditanggung oleh BPJS.
Teman Peduli, yuk bantu Rayyan untuk berjuang melawan atresia bilier yang menyerang tubuh kecilnya dan bantu angkat sedikit beban ayah ibu Rayyan yang tengah berjuang untuk kesembuhan putra bungsunya dengan cara klik di sini.
Satu donasi darimu, satu langkah Rayyan menuju kesembuhan!
Baca Juga: Kumpulan Istilah yang Sering Digunakan di Ayobantu.com
Komentar Terbaru