Belakangan ramai pemberitaan di media bahwa resesi diprediksi akan meluluhlantakkan perekonomian global pada tahun 2023. Apa sebenarnya resesi ekonomi? Lalu, apa yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi situasi demikian?
Resesi Adalah
Seperti dikutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, resesi ekonomi menunjukkan kondisi perekonomian sebuah negara yang memburuk. Indikatornya tampak dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, nilai negatif pada pertumbuhan ekonomi riil sepanjang dua kuartal berurutan, dan peningkatan jumlah pengangguran.
Pendek kata, resesi adalah menurunnya aktivitas ekonomi dengan jumlah signifikan yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Diperkirakan efek resesi tahun 2023 ini akan terus berlanjut hingga tahun 2024.
Namun, pihak yang terkena imbas resesi tidak cuma pemerintah atau perusahaan besar. Masyarakat pun turut terdampak situasi ekonomi yang berbahaya ini.
Misalnya, banyak orang terpaksa kehilangan mata pencaharian. Lapangan pekerjaan terbatas dan orang sulit mencari kerja. Lalu, angka pengeluaran pun membengkak karena harga barang melonjak tinggi.
Di sisi lain, tidak terjadi peningkatan penghasilan. Akibatnya, daya beli masyarakat menurun. Hal ini pun berdampak besar bagi situasi perekonomian domestik.
Walau baru prediksi, para pakar berpandangan resesi tahun 2023 akan membuat dunia ‘gelap’ dan dalam kondisi berbahaya. Suka tidak suka, Anda pun harus mulai membekali diri dengan berbagai hal supaya siap menghadapi resesi.
Siap Menghadapi Resesi
Mempersiapkan kondisi finansial pribadi Anda diyakini dapat membantu mengurangi dampak terjadinya resesi ekonomi. Agar upaya mempersiapkan diri ini tidak sekadar teori semata, coba praktikkan beberapa tips berikut.
Kelola keuangan dengan cermat
Rumus perencanaan keuangan 10-20-30-40 jangan cuma berhenti di catatan saja, tetapi harus dipraktikkan. Atur setiap pos pengeluaran dengan cermat dan teliti.
Pastikan masing-masing pos sudah memiliki sumber pembiayaan yang jelas. Ini akan membantu Anda lebih disiplin mengisi pos-pos tersebut.
Selain itu, rajin membuat catatan keuangan juga akan membantu Anda mengetahui secara rinci berapa persisnya besar pengeluaran dan pemasukan. Anda pun bisa menilai mana pengeluaran yang bisa dikurangi dan mengalihkannya guna menambah dana darurat sebagai persiapan menghadapi resesi.
Siapkan dana darurat
Cek lagi, apakah Anda sudah menyisihkan 20% dari dana investasi untuk menjadi dana darurat? Jika ya, pelajari juga mana instrumen yang tepat sebagai dana darurat.
Pastikan investasi itu ditujukan pada instrumen likuid agar mudah dicairkan saat dibutuhkan. Plus, disiplin dan komitmen jadi kunci dalam menyiapkan dana darurat yang akan membantu Anda menopang perekonomian keluarga dalam kondisi resesi.
Mengurangi beban pengeluaran
Terutama beban pengeluaran yang bisa dihilangkan, seperti utang. Jika ada rezeki, langsung lunasi utang tersebut dan jangan menundanya lebih lama.
Bahkan, terbuka kemungkinan menegosiasikan ke lembaga jasa keuangan terkait untuk restrukturisasi utang. Maka, jangan anggap remeh utang sekecil apa pun, termasuk dari kartu kredit.
Segera lunasi agar tidak menambah beban pengeluaran Anda. Bagaimanapun resesi dapat berdampak pada siapa saja tanpa terkecuali. Tidak ada salahnya berjaga-jaga, bukan?
Atur prioritas kebutuhan
Seiring waktu, kebutuhan Anda bisa jadi makin bertambah. Ini waktunya Anda mengatur ulang prioritas kebutuhan sesuai kondisi keuangan sehingga terlihat mana yang harus didahulukan.
Misalnya, tempatkan cicilan rumah, pembayaran listrik, air, sampah, gaji ART, uang sekolah anak, dan belanja bahan pokok sebagai prioritas teratas. Lalu, masukkan rekreasi, jajan, dan hiburan di posisi berikut, dan seterusnya.
Evaluasi portofolio investasi
Menjual portofolio investasi tidak selalu jadi keputusan terbaik. Sekalipun Anda membutuhkan dana segar, tetap bijak dalam mengelola investasi.
Pertimbangkan untuk mengevaluasi apakah instrumen yang Anda pilih sudah aman atau belum. Contoh, saat pasar global menunjukkan indikasi penurunan, alihkan investasi Anda ke instrumen yang relatif aman, seperti obligasi dan emas.
Cari penghasilan tambahan
Ketika kebutuhan hidup meningkat, jalan terbaik untuk membiayainya adalah dengan mencari penghasilan tambahan, bukan berutang. Terlebih lagi, sekarang banyak peluang memperoleh pemasukan ekstra yang bisa dijadikan sampingan.
Sebut saja, merintis bisnis online minim modal seperti menjadi dropshipper atau reseller, berjualan pulsa online, membuka usaha jastip, hingga menguangkan hobi Anda. Tidak ada yang tidak mungkin mengingat ada banyak peluang untuk menambah penghasilan. Semua kembali pada niat Anda mencoba: mau atau tidak?
Tetap belanja seperti biasa
Walau isu resesi membuat Anda cemas, tetaplah berbelanja seperti biasa dan hidup sewajarnya. Jangan panik, apalagi sampai melakukan pembelian besar-besaran.
Lakukan belanja rutin dengan pola konsumsi biasa dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Tentu saja Anda juga perlu berpegang teguh pada rencana keuangan yang sudah disusun.
Jalani semua rencana keuangan tersebut dengan penuh disiplin. Mulai dari rajin menyisihkan uang untuk dana darurat dan investasi, mengutamakan kebutuhan prioritas, sampai mengurangi pembelian yang tidak penting.
Plus, jangan ragu memanfaatkan fasilitas asuransi kesehatan saat harus berobat. Tentu ini jauh lebih murah ketimbang berobat dari kocek sendiri.
Pantau situasi ekonomi
Terakhir, pantau situasi ekonomi terkini akan membantu Anda dalam mengambil beberapa keputusan finansial penting saat berhadapan dengan resesi. Cobalah jeli membaca peluang bernilai ekonomi di sekitar Anda.
Anda bisa memanfaatkannya untuk merintis usaha kecil-kecilan maupun berinvestasi pada instrumen yang tepat. Langkah ini tidak selalu langsung membuahkan hasil manis, tetapi setidaknya Anda telah bersiap diri menghadapi resesi ekonomi.
Resesi sejatinya bagian dari siklus ekonomi. Anda hanya perlu bertahan sebaik mungkin agar bisa pulih dengan cepat pula.
Satu lagi, jangan lupa menyisihkan sebagian dana yang ada untuk berdonasi. Klik di sini untuk mulai berdonasi secara online.
Komentar Terbaru