Hallo, Teman Peduli

Kamu tahu nggak, kalau tanggal 24 Mei diperingati sebagai Hari Skizofrenia sedunia? Hari Skizofrenia sedunia ini pertama kali diprakarsai oleh Yayasan Skizofrenia Nasional di Perancis untuk menghormati dr. Philippe Pinel, seorang tokoh yang mempelopori perawatan dan pengobatan untuk penyakit mental.

Tujuan diperingatinya Hari Kesadaran Skizofrenia yaitu untuk mematahkan stigma dan meningkatkan kesadaran perawatan serta pentingnya menjaga kesehatan mental yang lebih baik. Meningkatnya kesadaran mengenai skizofrenia bisa membantu mengurangi stigma sekaligus menambah pemahaman dan dukungan yang lebih besar untuk penderita.

Apa itu Skizofrenia?

Skizofrenia yaitu gangguan mental kronis dan parah yang memengaruhi seseorang dalam berpikir, bertindak, mengekspresikan emosi, memahami realitas, dan berinteraksi. Skizofrenia merupakan penyakit seumur hidup yang tidak bisa disembuhkan, akan tetap bisa dikontrol dengan pengobatan yang tepat.

Penyakit ini berhubungan dengan psikosis, yaitu sejenis penyakit mental yang mana penderitanya tidak mampu membedakan yang mana yang nyata dan yang mana yang mereka bayangkan. Bagi penderita penyakit mental ini, dunia terlihat seperti sekumpulan pikiran, suara, dan gambar yang membingungkan.

Baca Juga: Dukung Pelestarian Mangrove Indonesia, 180 Pelari Ikuti Green Heroes Run 2023

Gejala Skizofrenia

Terdapat 2 gejala dari penyakit mental ini, yaitu:

Gejala Positif

Gejala ini berkaitan dengan perubahan pada pola pikir dan perilaku, misalnya:

  • Halusinasi

Skizofrenia

Halusinasi

Gejala ini merupakan gejala yang paling sering terjadi pada penderita skizofrenia. Halusinasi yaitu perasaan mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak nyata, misalnya mendengar bisikan tertentu.

  • Delusi

Skizofrenia

Delusi

Delusi yaitu keadaan di mana meyakini sesuatu yang bertolak dengan kenyataan, misalnya seperti merasa diikuti, diawasi, atau bahkan disakiti. Gejala ini bisa memengaruhi perilaku penderita.

  • Kekacauan Berpikir

Penderita penyakit mental ini sulit untuk fokus, karena kesulitan untuk berkonsentrasi, bahkan ketika melakukan aktivitas sederhana sekalipun. Hal ini membuat mereka kesulitan mengingat dan berkomunikasi.

  • Kekacauan Berperilaku

Gejala ini ditandai dengan perilaku motorik yang tidak teratur dan gerak tubuh yang tidak normal atau sulit diprediksi. Secara tidak terduga, penderita bahkan bisa berteriak spontan dan marah tanpa sebab.

Gejala Negatif

Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat, motivasi, dan ekspresi wajah. Umumnya gejala ini muncul secara bertahap dan memburuk seiring berjalannya waktu, seperti:

  • Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak sesuai dengan situasi
  • Sulit merasa senang atau puas
  • Enggan bersosialisasi dan lebih memilih untuk berdiam di rumah
  • Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas
  • Perubahan pola tidur
  • Abai terhadap penampilan dan kebersihan diri

Pengobatan Skizofrenia

Hingga saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan skizofrenia. Akan tetapi, terdapat pengobatan yang bisa mengontrol dan meminimalkan gejala sehingga penderita bisa hidup seperti orang normal lainnya. Pengobatan ini harus dilakukan seumur hidup dan dikontrol secara rutin.

Pengobatannya bisa berupa obat-obatan dan terapi psikososial. Penyakit mental ini tidak dapat dicegah sepenuhnya, karena bisa dipicu oleh faktor genetik dan ketidakseimbangan zat yang ada di dalam otak. Langkah pencegahan yang bisa ditempuh yaitu deteksi dan pengobatan sejak dini sehingga perburukan dan kekambuhannya bisa dicegah.

Berikut beberapa pengobatan skifzofrenia:

Obat-obatan

Skizofrenia

Obat-obatan

Obat merupakan landasan dari pengobatan penyakit mental ini, biasanya psikiater akan memberikan obat antipsikotik yang dapat mengendalikan gejala dengan memengaruhi dopamine dan neurotransmitter otak. Obat lainnya yang biasa diberikan yaitu obat antidepresan dan obat anticemas.

Terapi psikososial

Skizofrenia

Terapi psikososial

Terapi ini dilakukan setelah gejala mereda, seperti terapi individu, pelatihan keterampilan sosial, terapi keluarga, serta rehabilitasi keahlian dan dukungan pekerjaan.

Selain obat-obatan dan terapi psikososial, menurut kacamata Islam ternyata perilaku bersedekah atau berbagi dapat meningkatkan dan menjaga kesehatan mental tak terkecuali yaitu skizofrenia. Bersedekah akan membuat seseorang bahagia, bermakna, bergairah, semangat, bersyukur yang semua itu akan berujung meningkatnya imunitas tubuh.

Untuk menjaga kesehatan mentalmu dengan cara bersedekah, kamu bisa berbagi melalui platform donasi online Ayobantu. Ayobantu merupakan salah satu platform donasi online terpercaya di Indonesia yang sudah mengantongi izin dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Di Ayobantu kamu bisa memilih dikategori apa kamu ingin bersedekah, berbagi, atau memberi, mulai dari kategori kesehatan, pendidikan, lingkungan, kerohanian, dan lain-lain.

Baca Juga: 3 Keistimewaan dan Macam Amalan yang Banjir Pahala di Bulan Dzulqaidah!