Meski tanggal 3 September lalu diperingati sebagai hari Palang Merah Indonesia, faktanya organisasi kemanusiaan ini baru berulangtahun ke-77 pada tanggal 17 September tahun ini. Sebagai organisasi yang berusia sama dengan negeri ini, PMI memiliki sejarah panjang dalam mengemban berbagai tugas kemanusiaan di Indonesia.
Lebih dari sekadar tempat untuk mendonorkan darah, sepak terjang Palang Merah Indonesia layak mendapat apresiasi sebesar-besarnya. Simak sejarah panjang Palang Merah Indonesia dan berbagai sumbangsihnya untuk negeri ini!
Sejarah Palang Merah Indonesia
Sejarah Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional bermula dari Kota Solferino di Italia Utara. Kala itu, pasukan Prancis dan Italia sedang berperang melawan Austria dalam sebuah pertempuran yang sengit. Di hari yang sama, Henry Dunant, seorang pemuda berkewarganegaraan Swiss datang ke sana untuk menemui Napoleon III, Kaisar Prancis saat itu.
Melihat puluhan ribu orang terluka dalam peperangan, hati Henry Dunant tergerak. Bersama dengan warga setempat, ia lalu mengerahkan bantuan. Sekembalinya ke Swiss, Dunant kemudian menuangkan idenya terkait sebuah organisasi kemanusiaan internasional yang menjadi cikal bakal Palang Merah Internasional.
Di Indonesia, sejarah PMI sebenarnya sudah ada sebelum Perang Dunia Ke-11. Pada tahun 1873, tepatnya di bulan Oktober, Belanda yang saat itu sudah menduduki Indonesia membentuk Nerkai atau Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie yang dimaksudkan sebagai Palang Merah di Indonesia. Organisasi tersebut kemudian dibubarkan saat Jepang masuk ke tanah air.
Perjuangan mendirikan PMI kembali terjadi pada tahun 1932. Kali ini, dr. Bahder Djohan dan dr. RCL Senduk-lah yang menjadi pelopornya. Meski mendapatkan dukungan dari golongan terpelajar Indonesia, rancangan tersebut ditolak pada tahun 1940 dalam sidang Konferensi Nerkai.
Upaya mendirikan Palang Merah Nasional kembali dilakukan saat masa pendudukan Jepang. Sayangnya, intervensi Jepang membuat rencana tersebut kembali gagal diwujudkan. Pada tanggal 3 September tahun 1945, tepatnya 17 hari setelah pembacaan proklamasi, Presiden Soekarno meminta agar badan Palang Merah Nasional segera dibentuk.
Dr. Buntaran yang ketika itu menduduki posisi sebagai Menteri Kesehatan RI Kabinet I kemudian membentuk kepanitiaan yang terdiri dari 5 tokoh penting. Tokoh-tokoh tersebut termasuk dr. Marzuki, dr. Sitanala dan dr. Djuhana (ketiganya memiliki posisi sebagai anggota), dr. Bahder Djohan sebagai penulis serta dr. R. Mochtar sebagai ketua.
Pada tanggal 17 September 1945, setelah melalui berbagai rapat panjang, Palang Merah Indonesia pun resmi dibentuk. Beberapa upaya awal yang dilakukan oleh PMI antara lain adalah memberikan bantuan kepada korban perang revolusi, mengembalikan tawanan perang Jepang dan sekutu dan masih banyak lagi. Berkat kerja keras tersebut, PMI mendapatkan pengakuan sebagai anggota Palang Merah Internasional pada tahun 1950.
Posisi PMI juga dikukuhkan oleh pemerintah lewat Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Saat ini, jaringan Palang Merah Indonesia telah tersebar di semua provinsi dan daerah tingkat II dengan berbagai kegiatan rutin maupun aksi peduli bencana yang kerap dilakukan sepanjang tahun.
Kegiatan yang Dilakukan oleh Palang Merah Indonesia
Saat ini, Palang Merah Indonesia berkantor pusat di Jakarta. Bersama-sama dengan cabang yang ada di daerah, PMI melakukan pelayanan publik sesuai dengan amanat Undang-undang No. 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. Secara umum, kegiatan layanan yang dilakukan oleh PMI dibagi menjadi 4 yakni:
- Donor Darah. PMI saat ini memiliki lebih dari 160 unit transfusi di seluruh Indonesia yang sap menerima dan menyalurkan darah secara aman, mudah dijangkau dan berkualitas
- Kebencanaan. PMI bergerak dalam bidang kebencanaan dengan layanan tanggap darurat, pengurangan risiko hingga program pascabencana
- Kegiatan kesehatan dan sosial. PMI juga memiliki berbagai program untuk mendukung kesehatan masyarakat, kesehatan darurat dan pelayanan sosial
- Relawan. Untuk meningkatkan kinerja PMI, rekrutmen dan pelatihan anggota baru dilakukan secara berkala lengkap dengan kegiataan pembinaan, mobilisasi serta pemberian penghargaan.
Pencapaian Penting Palang Merah Indonesia
Dilansir dari situs resminya, per tahun ini Palang Merah Indonesia telah menyalurkan 5.620.689 kantong darah, menyelenggarakan operasi darurat dan kesehatan untuk 5.878.811 jiwa melakukan sosialisasi kesehatan untuk 5.878.811 orang, menyalurkan 421 ton bantuan dengan 750.000 relawan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tugas memberikan layanan kemanusian tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab PMI saja sebagai organisasi pelopor. Kita semua juga memiliki tanggung jawab yang sama besarnya. Karena itulah, Ayobantu hadir menjadi salah satu penyokong bagi PMI. Tidak hanya mengumpulkan bantuan dari para Teman Peduli, Ayobantu juga memberikan langsung hasil donasi kepada mereka yang membutuhkan. Ayo berkontribusi lebih besar untuk kemanusiaan bersama PMI dan Ayobantu!
Baca Juga: Odesa Indonesia, Dukung Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan untuk Mandiri
Komentar Terbaru