Konservasi alam mungkin bukan kekhawatiran banyak orang saat ini. Padahal, aktivitas manajemen alam dan lingkungan hidup secara bijak ini tidak hanya penting bagi hewan dan binatang saja tetapi juga bagi manusia. Menyadari hal ini, Yagasu atau Yayasan Gajah Sumatera melakukan sejumlah langkah nyata untuk mewujudkan keseimbangan bagi alam lewat konservasi, sekaligus meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar.

Memadukan aktivitas konservasi alam sekaligus ekonomi kerakyatan, langkah-langkah yang dilakukan oleh organisasi nonprofit yang berbasis di Medan, Sumatera Utara ini diharapkan bisa mewujudkan Indonesia dan bumi yang lebih baik. Mari simak kiprahnya dalam artikel ini!

Berjuang Selama Lebih dari 21 Tahun

Konservasi Alam

Yagasu Berjuang Selama Lebih dari 21 Tahun

Isu kerusakan alam dan pemanasan global bukanlah sesuatu yang baru. Di antara sekian banyak orang-orang yang tidak peduli, Yagasu hadir mencari solusi. Yagasu didirikan sebagai LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) pada 17 Juli 2001 pada Notaris Risna Rahmi Arifa, SH. 

Berdasarkan undang-undang, yayasan didaftarkan atas nama Sabaruddin Salam, SH SpN pada 11 Mei 2006 atas nama Yayasan Gajah Sumatera. Organisasi yang giat melakukan berbagai langkah konservasi ini juga sudah disahkan oleh Kemenkumham.

Yagasu memiliki tujuan berbeda dengan organisasi lain yang bergerak di bidang konservasi alam. Selain menyediakan ruang bagi ekosistem alam yang lebih baik, sejumlah program juga dirancang untuk mengembangkan lingkungan dan masyarakat. Beberapa program yang dilaksanakan oleh Yagasu selama 21 tahun terakhir antara lain:

  • Melakukan konservasi spesies dan hutan.
  • Melakukan langkah restorasi untuk melindungi ekosistem.
  • Melakukan langkah mitigasi dan adaptasi untuk mempersiapkan masyarakat dan alam menghadapi perubahan iklim.
  • Memberikan fasilitas berupa aktivitas yang bisa meningkatkan pendapatan bagi masyarakat lokal lewat bisnis ramah lingkungan yang berkelanjutan.

Prinsip-prinsip dan Beragam Aktivitas Yagasu 

Konservasi Alam

Prinsip-prinsip dan Beragam Aktivitas Yagasu

Dalam melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan konservasi alam, Yagasu berpegang teguh pada sejumlah prinsip, yakni:

  • Melakukan langkah-langkah penanganan yang dianggap darurat di lapangan.
  • Menjalankan aktivitas dengan tetap menghormati nilai-nilai tradisional masyarakat setempat dan tidak berpihak secara politik kepada siapa pun.
  • Melakukan langkah kemitraan dengan organisasi baik lokal, nasional, maupun internasional selama masih memiliki persamaan visi dan misi dengan Yagasu.
  • Bekerja sama dengan para stakeholder lokal membangun kapasitas secara lokal jika dibutuhkan.
  • Melakukan pemantauan dan pengukuran output dari setiap aktivitas dan proyek yang diselenggarakan.

Hal ini diwujudkan dengan sejumlah aktivitas, termasuk:

  • Konservasi untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh negeri ini.
  • Melakukan restorasi dan perlindungan ekosistem dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang masih terus terjadi sampai saat ini.
  • Memperoleh dukungan lebih dari pemerintah dan masyarakat umum demi kelancaran program-program konservasi yang diadakan.
  • Merevitalisasi kapasitas masyarakat serta membangun warisan, identitas, dan visi sosial bersama-sama.

Sejak awal tahun 2020, Yayasan Gajah Sumatera melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya adalah berfokus pada implementasi lapangan dengan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dan tata guna lahan.

Prestasi Nyata Yagasu dalam Konservasi Lingkungan Hidup dan Ekonomi Masyarakat

Konservasi Alam

Prestasi Yagasu dalam Konservasi Lingkungan Hidup dan Ekonomi Masyarakat

Selama 21 tahun berkiprah, Yayasan Gajah Sumatera telah berhasil mengajak masyarakat lokal untuk terlibat secara aktif menanam lebih dari 30 juta pohon bakau baru di atas lahan terdegradasi yang luasnya mencapai 12.300 hektare.

Tak hanya itu, Yagasu juga turut mengerahkan Unit Patroli Masyarakat (Community Patrolling Unit/CPU) dari komunitas lokal untuk membantu melindungi 25.000 hektare hutan bakau yang dibagi menjadi tujuh zona di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Upaya perlindungan itu akan segera ditingkatkan menjadi 90.000 hektare ekosistem yang mencakup tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Aceh dan Riau.

Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat lokal, Yagasu juga menggagas berbagai program, antara lain:

  • Yagasu Market (Y-Mart). Yagasu Market menyediakan produk pasar kelompok binaan Yagasu Aceh. Masyarakat bisa ikut membantu para petani dan nelayan pesisir dengan berbelanja di Y-Mart.
  • Batik Organic by Yagasu. Seperti namanya, Batik Organic by Yagasu dibuat dengan memberdayakan masyarakat lokal. Batik yang dibuat menggunakan bahan pewarna alami, termasuk dari mangrove.
  • POPY (Premium of Organic Product Yagasu). Di bawah Yagasu Aceh, POPY memproduksi kopi berkualitas terbaik dengan bahan kemasan yang ramah lingkungan. Produk kopi ini untuk sementara baru tersedia di Medan dan Malang.

Ikut serta dalam langkah konservasi secara nyata seperti yang dilakukan oleh Yagasu memang bukan tugas mudah. Kita tidak bisa melakukannya sendirian. Karena itu, dibutuhkan komunitas dengan orang-orang yang memiliki misi untuk mewujudkan ekosistem yang berkelanjutan.

Kalau Anda ingin tahu lebih jauh tentang Yagasu atau ingin ikut terlibat dalam program yang mereka adakan, Anda bisa menghubungi staf di situs resmi mereka, yagasu.or.id. Anda juga bisa melakukan langkah sendiri dengan membuat kampanye terkait konservasi alam di Ayobantu!

Baca Juga: Trik Jitu Menyukseskan Penggalangan Dana di Ayobantu

Referensi:

Our Philosophy – Yagasu.or.id