Halo. Teman Peduli sobat Ayobantu.
Masih ingatkah Teman Peduli dengan tragedi Stadion Kanjuruhan dan tragedi Halloween di Itaewon Korea Selatan yang terjadi pada tahun lalu? Kedua tragedi tersebut merupakan potret nyata dari buruknya manajemen kerumunan pada diri individu dan pada pihak penyelenggara.
Tanah air dirundung duka pasca terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan pada awal Oktober tahun lalu. Tragedi ini mengakibatkan 130 nyawa melayang, tujuan awal menonton pertandingan sepak bola malah berujung air mata. Kerusuhan meledak usai pertandingan Arema FC yang kalah saat melawan Persebaya dengan skor 2 – 3.
Penumpukan massa terjadi saat para suporter berusaha mencari jalan keluar karena tembakan gas air mata, mereka berdesak-desakkan, banyak yang sesak nafas, dan terinjak-injak.
Tak selang beberapa lama dan masih di bulan yang sama. Bencana kerumunan juga terjadi di negara dengan julukan negeri ginseng. Suasana hangatnya perayaan Halloween berubah menjadi mencekam, perayaan ini membuat 154 jiwa melayang.
Tragedi ini terjadi ketika jumlah kerumunan orang yang datang merayai Halloween melonjak, kapasitas gang yang sempit menuju tempat perayaan tak cukup menampung jumlah sebanyak itu. Akibatnya terjadi kerumunan, mereka di sana berdesak-desakkan, hingga akhirnya banyak yang terinjak-injak.
Antusiasme masyarakat yang tinggi setelah banyak pembatasan aktivitas di ruang publik saat pandemi, ternyata dapat berdampak apabila tidak adanya antisipasi di awal. Animo masyarakat yang tak terbendung mendatangkan petaka baru.
Tentunya kesalahan ini tidak terletak di satu pihak saja, pihak penyelenggara dan pengunjung sangat berperan besar dalam bobroknya manajemen kerumunan yang terjadi. Kedua tragedi tersebut dirasa cukup untuk menjadi pembelajaran ke depannya, manajemen kerumunan harus ketat penerapannya dan harus diedukasikan kepada masyarakat luas
Baca Juga: Sah! Status PPKM Dicabut, Penerapan Prokes Jangan Kendor
Apa itu Manajemen Kerumunan dan Mengapa Penting untuk Diterapkan?
Manajemen kerumunan yaitu suatu strategi keamanan publik yang diterapkan untuk mengelola kerumunan besar, agar tidak terjadi pecahnya kerumunan, keributan, perkelahian, dan kerusuhan. Manajemen kerumunan dilakukan untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi secara tidak terduga dan di luar prediksi.
Manajemen kerumunan diperlukan pada saat menghadapi situasi ricuh dan gawat darurat di tengah kumpulan orang banyak. Manajemen kerumunan sangat penting karena manusia akan bertindak berbeda ketika mereka menjadi bagian dari sebuah kerumunan besar. Emosi yang kuat, seperti kegembiraan dan kemurkaan akan cepat menyebar dan bisa menjadi berbahaya.
Kita harus peduli dan wajib menjaga keselamatan diri. Ketika menjaga keselamatan diri sendiri, maka secara tidak langsung juga akan menjaga keselamatan orang lain.
5 Kiat Menjaga Diri di Tengah Kerumunan
-
Jangan Berdesakan
Hindarilah kerumunan agar tidak berdesak-desakkan. Jauhilah dan jangan berdiam diri di sekitar lokasi yang dekat dengan akses keluar, karena saat terjadinya kericuhan semua orang berusaha untuk mencari jalan keluar dan menjauh dari titik keributan. Carilah lokasi yang aman untuk melindungi diri.
-
Bergerak Seperlunya
Saat berada di kerumunan, jangan banyak bergerak dan bergeraklah secukupnya saja. Bergerak secara berlebihan akan membuat energi yang ada akan terkuras habis. Tak hanya energi saja yang habis, tapi juga bisa menyenggol orang di sekitar dan tidak menutup kemungkinan akan berujung keributan.
-
Menjauh Apabila Situasi Sekitar Sudah Tak Kondusif
Langkah terakhir yang bisa dilakukan yaitu segera menjauh apabila situasi sekitar sudah tak kondusif. Kita harus bersiasat untuk membaca dan memahami situasi yang terjadi.
Apabila kondisi dirasa sudah tidak kondusif, segera cari lokasi aman untuk berlindung meskipun belum ada himbauan dari pihak yang bertanggung jawab. Jangan sampai terjebak di tengah-tengah kerumunan yang sedang ricuh, kemungkinan terluka dan diserang sangat besar.
-
Letakkan Tangan di Depan Dada
Meletakkan tangan di depan dada akan membentuk ruang antara diri sendiri dengan orang yang ada di depan kita. Posisi ini akan membuat seseorang menjadi lebih stabil, sehingga bisa menyerap tekanan dengan lebih baik dari dorongan orang-orang sekitar.
-
Jangan Panik
Perasaan engap dan tekanan pikiran akan membuat pernafasan menjadi sempit yang membuat jantung kekurangan oksigen, sehingga berujung terjadi gagal jantung. Tetaplah tenang dan buatlah jarak dengan sekeliling.
Baca Juga: Selama 2022, Ayobantu Berhasil Memfasilitasi Berbagai Pihak untuk Merajut Jutaan Tangan Kebaikan
Komentar Terbaru