Halo, Teman Peduli.

Semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dewasa dengan sehat, ceria, dan pintar. Tidak terkecuali dengan orang tua Raffa.

Di usianya yang masih tujuh tahun, Raffa harus kehilangan kesempatan untuk bermain dan bersekolah karena kanker tulang yang dideritanya. Sosok pelajar berprestasi yang delapan bulan lalu masih tersenyum ceria itu, kini hanya bisa terbaring di ranjang dengan tubuh kurus dan wajah kuyu.

Simak kisah Raffa dalam menghadapi kanker tulang yang menjalar di tubuhnya.

Tentang Kanker Tulang

Sebelum mengetahui perjuangan Raffa dalam melawan kanker tulang, Teman Peduli perlu tahu dulu, apa itu kanker tulang.

Kanker tulang merupakan tumor ganas yang mulanya menyerang tulang. Meskipun begitu, kanker tulang bisa menyerang tulang mana saja di tubuh seseorang. Namun, umumnya, bagian tubuh yang paling sering terdampak adalah tulang pinggul dan tulang panjang di bagian tangan dan kaki. Kanker tulang kaki inilah yang terjadi pada Raffa.

Kanker tulang sendiri merupakan penyakit yang langka. Di antara semua jenis kanker, hanya 1 persen kasus kanker tulang yang terjadi di dunia.

Hingga saat ini, dokter dan para peneliti belum menemukan dengan pasti apa penyebab kanker tulang. Namun, penyebab kanker tulang diduga karena adanya mutasi atau perubahan pada gen yang mengendalikan pertumbuhan sel tulang. Karena sel berkembang menjadi tidak terkendali, terbentuklah tumor di tulang.

Ada beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan oleh tenaga medis untuk menangani kanker tulang, antara lain:

  • Kemoterapi, dengan menggunakan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi radiasi, dengan menggunakan sinar bertenaga tinggi seperti sinar X untuk membunuh sel kanker.
  • Operasi/pembedahan untuk mengangkat semua sel kanker. Dalam kebanyakan kasus, hanya sebagian kecil bagian yang terserang kanker saja yang diangkat.

Baca Juga: Serangan Penyakit Lupus Buat Kulit Ibu Sri Mengelupas Parah

Perjuangan Raffa Melawan Kanker Tulang

Kanker tulang yang diderita Raffa bermula saat ada benjolan kecil yang muncul di kakinya. Karena terus membesar, keluarga Raffa memutuskan untuk membawanya ke puskesmas dan rumah sakit di Cilacap, tempat tinggal mereka.

Setelah beberapa kali berobat, kondisi Raffa tetap tak kunjung pulih. Dokter kemudian merujuk Raffa ke Rumah Sakit Ortopedi Solo, Jawa Tengah, untuk penanganan lebih lanjut.

Ketika pertama tiba di rumah sakit, tim medis segera melakukan pemeriksaan MRI. Hasilnya, dokter mendiagnosa Raffa terserang kanker tulang kaki yang ganas. Agar kondisinya tak semakin parah, pihak Rumah Sakit Ortopedi Solo meminta keluarga membawa Raffa ke RSUD Moewardi Solo.

raffa menderita penyakit kanker tulang

Raffa saat menjalani perawatan medis. (Dok. Sinergi Filantropi)

Nyatanya, perjuangan untuk sembuh memang tidak semudah itu. Meskipun Raffa sudah menjalani empat kali kemoterapi, belum ada hasil yang signifikan pada kesembuhannya. Bahkan, pemeriksaan MRI kedua justru menunjukkan kondisi Raffa yang semakin memburuk.

Tak sampai di situ, dokter kembali memberi Raffa dan keluarganya sebuah pilihan yang sulit: mengamputasi kaki kirinya agar kanker tidak menyebar ke organ tubuh yang lain. Memikirkannya saja sudah membuat hati kedua orang tua Raffa hancur.

Tidak ingin berhenti berharap, kedua orang tua Raffa pun membawa sang putra berobat dengan pengobatan alternatif. Namun, perawatan dari tabib dan beragam obat herbal yang diberikan juga tak memberikan efek seperti yang diharapkan.

Aktivitas Raffa Semakin Terbatas

penderita kanker tulang

Raffa terbaring di ranjang rumah sakit. (Dok. Sinergi Filantropi)

Di saat anak-anak lain seusianya sedang asyik bermain dan sibuk bersekolah, Raffa harus melalui harinya dengan berbagai keterbatasan. Jangankan untuk bermain bola, berjalan pun Raffa sudah tidak bisa.

Dalam kesehariannya, Raffa sudah tidak bisa makan dan minum sendiri. Saat buang air besar, sang ayah harus membopongnya ke kamar mandi. Sementara itu, Raffa hanya bisa buang air kecil menggunakan botol.

Meskipun begitu, penyakit Raffa tidak membuatnya putus asa dalam menuntut ilmu. Raffa tetap semangat belajar, meskipun hanya bisa di dalam kamar.

raffa pasien kanker tulang tetap semangat belajar

Raffa tetap semangat belajar, meskipun hanya di dalam kamar. (Dok. Sinergi Filantropi)

Jika rasa sakit datang dan menyerang sampai ke tulang, tubuh Raffa menjadi dingin. Betapa pilu hati sang ibu melihat kondisi ini setiap hari.

Baca Juga: Serangan Penyakit Lupus Buat Kulit Ibu Sri Mengelupas Parah

Keterbatasan Biaya Membuat Raffa Membutuhkan Bantuanmu

Dulu, Ayah Raffa bekerja sebagai driver ojek online di Jakarta. Karena mendengar putranya sakit keras di kampung, beliau pun segera pulang. Sempat menganggur selama delapan bulan sembari menemani pengobatan Raffa, kini ayah Raffa mendapatkan pekerjaan sebagai kurir yang mengantar tenda resepsi.

Sayangnya, penghasilannya juga tak mampu mencukupi kebutuhan keluarga dan pengobatan Raffa. Sekali berobat, ayah Raffa membutuhkan dana hingga Rp2 juta. Itu pun hanya untuk menyewa mobil ke RSUD Moewardi Solo.

Belum lagi biaya akomodasi selama satu minggu untuk menemani Raffa, susu formula sebesar Rp200 ribu, dan vitamin untuk Raffa yang menghabiskan sekitar Rp500 ribu. Ditambah kebutuhan keluarga yang lain, dana ini tentu tidak sedikit.

pasien kanker tulang

Tangisan Raffa sebagai penderita kanker tulang. (Dok. Sinergi Filantropi)

Ayobantu mengajak Teman Peduli untuk bersama-sama membantu Raffa agar bisa meneruskan pengobatannya. Jangan biarkan cita-cita Raffa terhenti karena kanker tulang yang dideritanya.

Yuk, donasi di Urgent! Kanker Tulang Raffa Semakin Parah – ayobantu.com untuk membantu kesembuhan Raffa.

Satu donasi darimu, satu harapan Raffa untuk segera sembuh dan bersekolah lagi.

 

Referensi

Bone Cancer – Mayo Clinic