Semua anak sekolah berhak belajar di bangunan yang kokoh dan terawat. Namun, bagi sebagian anak yang terdampak bencana alam atau berada di daerah tertinggal, hak dasar itu berubah menjadi hak istimewa. 

Ada anak yang terpaksa putus sekolah karena bangunannya rusak akibat bencana. Banyak juga anak yang tidak nyaman bersekolah lantaran kondisi bangunan yang sudah tua, lapuk, dan rentan roboh sewaktu-waktu.

Ironisnya, situasi demikian masih terjadi di era digital seperti sekarang. Jangan dulu bicara soal teknologi, bersekolah di bangunan yang aman dan layak saja terdengar mustahil.

Lantas, bagaimana anak sekolah di daerah terdampak bencana maupun daerah tertinggal menghadapi situasi ini? Haruskah mereka putus sekolah dan mengorbankan cita-citanya?

Awal Mula Happy Hearts Indonesia

Anak Sekolah

Awal Mula Happy Hearts Indonesia

Bencana tsunami Samudra Hindia tahun 2004 mengubah hidup Petra Němcová, seorang pengusaha dan supermodel terkenal. Selamat dari tragedi traumatis itu menjadi titik balik kehidupan barunya. 

Misi Petra adalah menolong anak-anak yang berhasil bertahan hidup dari bencana alam. Itulah mengapa ia mendirikan Happy Hearts Fund tahun 2005 dan mendedikasikan diri untuk membangun kembali sekolah aman serta tangguh di daerah yang terdampak bencana alam.

Gempa bumi Yogyakarta pada Mei 2006 menjadi awal keterlibatan Happy Hearts Fund di Indonesia. Saat itu, Petra dan tim berhasil membangun kembali sekitar 30 sekolah. 

Setelah 7 tahun giat melakukan aksi sosial di Indonesia, Happy Hearts Fund merilis cabang internasional pertama, yaitu Happy Hearts Indonesia atau Yayasan Hati Gembira. Kehadiran cabang di Indonesia ini diharapkan bisa lebih mendukung proses rekonstruksi sekolah-sekolah yang terdampak bencana alam. 

Di sisi lain, Happy Hearts Indonesia juga aktif mendukung masyarakat di daerah tertinggal dengan cara membangun kembali sekolah secara berkelanjutan. Bukan sekadar bangunan fisik, tetapi juga furnitur, fasilitas, hingga program pelatihan yang sesuai kebutuhan guru dan siswa.

Baca Juga: Bungkam Kesedihan Pejuang Kanker Cilik Bersama YSAS

Mengapa Memilih Membangun Kembali Sekolah?

Anak Sekolah

Mengapa Memilih Membangun Kembali Sekolah?

Happy Hearts Indonesia fokus pada upaya membangun kembali sekolah karena beberapa alasan. Pertama, pembangunan kembali sekolah dilengkapi fasilitas memadai dapat meningkatkan kualitas lingkungan belajar siswa, guru, dan juga masyarakat sekitar.

Kedua, saat lingkungan belajar lebih baik, siswa akan termotivasi pergi sekolah dan guru lebih berdaya dalam mengajar. Orang tua siswa dan masyarakat pun sama-sama menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan anak sekolah ini.

Ketiga, komunitas setempat turut menikmati manfaat rekonstruksi bangunan sekolah. Ketika anak sekolah, orang tua dan komunitas juga bisa fokus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga masing-masing.

Komunitas yang produktif tentu akan berdampak pula pada pembangunan ekonomi lokal. Pendek kata, saat anak-anak bahagia karena asa mereka tetap bisa bersekolah terwujud, lingkungan sekitar juga bisa berkembang lebih baik lagi.

Sejak tahun 2016, Happy Hearts Indonesia mulai bergerak ke wilayah Indonesia Timur, terutama Pulau Sumba dan Timor Barat, NTT. Pasalnya, banyak sekolah di daerah ini yang tidak layak, kondisi berbahaya, tidak punya meja kursi dan alat pendukung edukasi, hingga tidak ada fasilitas kebersihan. Sungguh memprihatinkan.

Begini Cara Happy Hearts Indonesia Bekerja

Anak Sekolah

Begini Cara Happy Hearts Indonesia Bekerja

Pendidikan adalah hak semua warga negara tanpa terkecuali. Happy Hearts Indonesia bergerak untuk memberikan akses pendidikan adil sekaligus berkualitas kepada anak sekolah yang mengalami kesulitan, baik di daerah tertinggal maupun daerah terdampak bencana alam.

Biasanya, Happy Hearts Indonesia akan menghimpun informasi dan menjalankan survei sekolah mana yang hendak dibangun kembali. Kerja sama dengan berbagai pihak pun diperlukan, termasuk pemerintah guna memperoleh data mana sekolah-sekolah dengan keterbatasan di beberapa daerah tertinggal. 

Kemudian, Happy Hearts Indonesia akan mengumpulkan donasi dari masyarakat umum. Donasi terbuka bisa dilakukan langsung di website resmi yayasan ini. 

Namun, tersedia juga opsi bantuan anak sekolah dalam bentuk kebutuhan yang lebih spesifik. Misalnya, seragam sekolah, buku-buku, alat tulis, dan alat edukasi. 

Satu hal yang perlu digarisbawahi, Happy Hearts Indonesia membangun kembali sekolah yang sudah beroperasi sebelumnya. Maka, kepemilikan dan urusan operasional sekolah ditangani oleh pihak sekolah itu sendiri serta partisipasi masyarakat.

Pendidikan yang Berkelanjutan

Anak Sekolah

Pendidikan yang Berkelanjutan

Setelah sekolah-sekolah yang membutuhkan bantuan teridentifikasi dan dana terhimpun, Happy Hearts Indonesia akan melangsungkan program rekonstruksi sekolah. Upaya membangun kembali sekolah berfokus pada penyediaan lingkungan belajar yang layak sekaligus aman.

Setelah bangunan fisik sekolah berdiri, sarana dan prasarana di dalamnya juga akan dilengkapi—mulai dari perabotan meja kursi, rak buku, mainan edukasi, sampai alat tulis. Tak lupa penambahan fasilitas sanitasi, taman bermain, dan perpustakaan. 

Selain itu, Happy Hearts Indonesia juga mendorong sekolah untuk mandiri. Keterlibatan pemerintah daerah, organisasi lokal, dan masyarakat setempat penting untuk mendukung keberlanjutan program pembangunan kembali sekolah.

Guru dan siswa pun diberikan pelatihan yang bisa meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Sebut saja, pembelajaran kreatif, manajemen berbasis sekolah, atau pelatihan kesiapan bencana di sekolah yang berada di daerah rawan bencana.

Baca Juga: Belajar dari Para Veteran, Simak 5 Tips Tanamkan Nasionalisme pada Anak

Menjaga Asa Anak Sekolah

Anak Sekolah

Menjaga Impian Anak Sekolah

Saat ini, sudah ada 270 sekolah dan 20 perpustakaan yang dibangun kembali oleh yayasan ini. Artinya, ada 78.623 anak sekolah terlayani dan 393.115 warga setempat yang terbantu melalui program membangun kembali sekolah.

Angka ini masih akan terus bertambah demi menjaga asa anak sekolah dalam meraih cita-citanya. Bersekolah di tempat aman, terawat, dan punya fasilitas memadai seharusnya bukan hak istimewa, tetapi hak dasar setiap anak-anak Indonesia.

Semoga kisah peduli ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda. Jika ingin berdonasi serupa kepada anak sekolah, klik di sini dan mulai donasi online Anda bersama Ayobantu!

 

Referensi: 

Happy Hearts Indoensia – Website