Halo, Teman Peduli!
Terlahir dengan kondisi kurang beruntung dengan kesehatan yang bermasalah, bukanlah impian setiap manusia. Melawan rasa sakit, konsumsi obat tiada henti dan rangkaian pengobatan yang tak terlihat garis ujungnya, merupakan perjalanan yang sangat melelahkan, terutama untuk anak-anak. Pada pejuang kanker cilik salah satunya, mereka tidak bisa beraktifitas dengan normal, bermain dengan teman sebaya, menikmati dunia sekolah, dan melakukan hal-hal yang disuka, karena kanker tersebut dengan tega membatasi ruang mereka untuk tumbuh dan berkembang.
Pejuang kanker cilik di Indonesia sangat banyak dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Agensi Internasional untuk Riset Kanker (IARC) menaksir, jumlah pejuang kanker cilik di Indonesia menyentuh angka 9 ribu.
Menjalani kehidupan sebagai pejuang kanker, bukanlah perjalanan yang mudah. Tidak hanya untuk pasien, kesulitan juga dialami oleh keluarga pasien. Biaya untuk pengobatan kanker tidak main-main.
Untuk pasien yang berasal dari keluarga dengan keadaan ekonomi yang lebih dari kata cukup, tentunya bisa melakukan rangkaian pengobatan apa saja dengan fasilitas kesehatan yang terbaik, tanpa perlu takut berapa banyak nominal yang dikeluarkan. Berbanding terbalik dengan pasien yang berasal dari keluarga pra sejahtera. Untuk mencukupi keperluan sehari-hari saja mereka kesusahan, apalagi untuk biaya pengobatan, membiarkan penyakit tersebut berlarut bahkan tidak jarang mereka jadikan sebagai pilihan.
Kesulitan yang dialami oleh pasien dan keluarga, menarik banyak hati tergerak untuk menolong mereka. Berdirinya banyak yayasan peduli terhadap pejuang kanker, merupakan bukti nyata kepedulian masyarakat. Yayasan Sahabat Ayah Sarah (YSAS) adalah salah satunya.
Bagaimana kisah perjuangan YSAS dalam meredakan tangisan pejuang kanker cilik? Yuk, simak ceritanya ya Teman Peduli.
Baca Juga: Kanker Tulang Semakin Parah, Bantu Raffa Kembali Bersekolah
Mandat Sarah Lahirkan Yayasan Sahabat Ayah Sarah, untuk Pejuang Kanker Cilik
Berdirinya Yayasan Sahabat Ayah Sarah (YSAS), bermula dari pesan gadis cantik yang bernama Sarah Husnia kepada sang Ayah, Zaenudin. Sarah merupakan pasien penderita leukemia akut sejak 2017. Setelah melewati proses yang menyakitkan, Sarah menghembuskan nafas terakhir pada Februari 2019.
Perjuangan, kesabaran, keikhlasan hidup, dan berbagi dengan sesama, merupakan pelajaran yang didapatkan oleh Zaenuddin dari Sarah, yang telah ia nobatkan sebagai guru perjalanan hidupnya. Semasa perjalanannya berjuang dengan sakit yang ia derita, malaikat mungil ini memiliki kebiasaan yang luar biasa. ia senang berbagi makanan dan mainan yang ia miliki kepada anak-anak lain yang berada di ruang perawatan yang sama dengannya.
Besarnya keinginan berbagai pada diri sarah, dan juga pesan terakhir yang ia sampaikan kepada sang Ayah, untuk terus membantu teman-teman kanker cilik lainnya, menjadi latar belakang didirikannya yayasan ini.
Yayasan Sahabat Ayah Sarah didirikan untuk membantu para pejuang kanker cilik, serta menyediakan fasilitas rumah singgah gratis. Rumah singgah ini dapat digunakan oleh pejuang kanker cilik yang datang dari jauh, dan sedang menjalankan perawatan di RSCM,RSAB Harapan Kita, RS Dharmais, dan RS Kramat 128 (dengan syarat BPJS kelas 3) dan memiliki SKTM. Sampai saat ini, sudah ada 35 anak yang menempati rumah singgah tersebut.
Baca Juga: Bantu Anak-Anak Pejuang Kanker Di Yayasan Sahabat Ayah Sarah (ayobantu.com)
Potret Pejuang Kanker Cilik Penghuni Rumah Singgah
Misla, balita pengidap pneumonia laringomalasia yang bergantung dengan selang dan ventilator untuk membantu ia bernafas dengan normal. Kesulitan bernafas ini dikarenakan air ketuban yang tertelan dan masuk ke dalam paru-paru saat proses lahiran Misla.
Perawatan intensif yang harus ia jalankan, membuat ibunya berhenti bekerja sebagai tenaga pengajar untuk fokus merawat sang buah hati. Tampaknya, alat-alat yang membantunya untuk bisa bernafas dengan normal tersebut, tetapi sangat tidak ramah bagi kondisi ekonomi keluarganya. Ia terancam gagal napas, apabila tidak mendapatkan perawatan yang intensif, sehingga pneumonianya bisa menjalar.
Pejuang kanker cilik lainnya, yaitu M. Aydan Raffa Guinandra (11 bln) yang berasal dari Brebes, Jawa tengah. Aydan telah berada di Jakarta sejak ia berumur 2 bulan.
Aydan memiliki kelainan pada bibirnya, yaitu labia plato. Ternyata tidak hanya itu Teman Peduli, setelah dilakukan pemeriksaan lebih dalam, ia juga divonis menderita penyakit lainnya. Pneumonia, laringomalasia, jantung (small scundum ASD), suspek down syndrome dan riwayat Anemia, merupakan penyakit-penyakit yang bersarang di tubuh kecilnya.
Teman Peduli, YSAS membutuhkan bantuan kita untuk memenuhi dana operasional mereka. Agar mereka dapat tetap menjalankan mandat dari Sarah. Sarah mengiginkan senyuman teman-teman pejuang kanker cilik lain terlukis selamanya.
Yuk, bantu Bapak Nazarudin bersama Yayasan Ayah Sarah untuk redakan tangisan pejuang kanker cilik, dengan cara klink link ini. Satu donasi darimu, satu harapan untuk mereka..
Komentar Terbaru