Halo, Teman Peduli.
Apakah kamu pernah mendengar penyakit kelainan sel darah merah? Kelainan ini merupakan salah satu dari jenis kelainan darah. Kelainan darah yaitu suatu kondisi di mana terdapat gangguan pada fungsi darah pada tubuh.
Terdapat tiga komponen utama dalam darah manusia, yaitu:
- Sel darah merah (hemoglobin), yang memiliki fungsi untuk menghantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
- Sel darah putih (leukosit) berfungsi untuk melawan infeksi kuman.
- Keping darah (trombosit) berfungsi untuk menghentikan pendarahan.
Kelainan darah terjadi ketika salah satu komponen utama dalam darah manusia tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Kelainan darah merupakan hal yang umum terjadi dan bisa menyerang siapa saja, kelainan sel darah merah salah satunya.
Apakah Teman Peduli pernah mendengar penyakit kelainan sel darah merah? Simak penjelasan berikut ya!
Baca Juga: Alami Dampak Psikologis Pasca Kecelakaan dan Tak Bisa Jalan
Apa Itu Kelainan Sel Darah Merah?
Kelainan sel darah merah yang disebut dengan thalasemia yaitu kondisi di mana tubuh tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi sel darah merah dan hemoglobin. Penyakit ini merujuk pada penyakit kelainan genetik atau penyakit bawaan yang ditandai oleh kerusakan produksi sel darah atau struktur hemoglobin, dan ditemukannya protein di dalam sel darah merah.
Jika seseorang mengidap thalasemia, itu artinya telah terjadi kehilangan atau kerusakan pada salah satu komponen penting dalam struktur hemoglobin. Tergantung pada kelainan gen tertentu, gangguan ini dapat menciptakan kondisi yang nihil hingga gejala yang mengancam nyawa penderita.
Penyebab dan Gejala Kelainan Sel Darah Merah
Thalasemia merupakan penyakit kelainan genetik, thalasemia terjadi ketika salah satu atau kedua orang tua memiliki gen tersebut. Orang tua bertanggung jawab atas pewarisan DNA pada anak-anaknya. Orang tua yang membawa sifat ini, biasanya mereka tidak menunjukkan gejala-gejala gangguan tersebut.
Penderita thalasemia akan mengalami anemia yang membuat penderitanya mudah lelah dan lemas. Gejala ini biasanya muncul pada 2 tahun pertama kehidupan. Akan tetapi, bagi penderita thalasemia ringan atau minor, anemia mungkin tidak terjadi.
Waktu kemunculan dan tingkat keparahan gejala yang dialami penderita tergantung pada jenis thalasemia yang diderita. Pada thalasemia mayor, penderitanya akan merasakan gejala kurang darah yang berat. Kondisi ini dapat merusak organ tubuh, bahkan berujung pada kematian.
Pengobatan untuk Kelainan Sel Darah Merah
Thalasemia merupakan penyakit jangka panjang yang membutuhkan perawatan seumur hidup. Penderita thalasemia harus menjalani transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang. Sedangkan pada penderita thalasemia berat, dokter akan menganjurkan prosedur transplantasi sumsum tulang.
Thalasemia tidak bisa dicegah, karena kelainan ini diturunkan secara genetik. Untuk mencegah agar thalasemia tidak menurun ke anak, pasangan yang akan menikah diminta berkonsultasi dengan dokter, terutama untuk pasangan yang keluarganya menderita thalasemia.
Seperti yang terjadi pada Risna dan Kusnina, mereka adalah adik kakak yang menderita thalasemia. Simak kisah dua saudara yatim yang berjuang melawan penyakit genetik thalasemia!
Baca Juga: Burnout: Penyebab, Tanda-tanda dan Cara Mengatasinya
Dua Bersaudara Terderita Kelainan Sel Darah Merah
Risna dan Kusnina adalah adik kakak yang sama-sama menderita thalasemia. Kakaknya Risna mengidap penyakit yang levelnya masih minor dan harus transfusi darah 3 bulan sekali, karena levelnya masih minor dan itu bisa sembuh, namun adiknya Kusnina mengidap penyakit dengan level mayor atau bisa dibilang penyakitnya sangat serius karena Kusnina harus transfusi darah sebulan sekali.
Kakak Adik Yatim Butuh Uluran Tangan
Mereka adalah anak yatim, karena ayahnya sudah meninggal dunia sejak 2015 lalu dan sekarang mereka hidup bersama sang ibu yang berprofesi sebagai penjual goreng keliling. Bu Tini tak pernah mengeluh, dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang beliau hadapi, beliau selalu berusaha untuk kesembuhan anaknya dan berharap mereka bisa tumbuh dan mencapai cita-cita seperti anak lainnya.
Keadaan Risna tidak terlalu serius namun harus tetap hati-hati dan rutin transfusi darah. Namun adiknya Kusnina sangat menyedihkan karena keadaan badannya tidak berkembang dan perutnya sangat buncit hingga baju dan rok sekolahnya pun sudah tidak muat dan sering mimisan, dan untuk makanan juga tidak bisa sembarangan karena dokter sudah menyarankan makanan khusus untuk Kusnina dan Risna.
Sekarang bu Tini sudah tidak berjualan keliling karena yang punya gorengan tidak melakukan produksi lagi jadi terpaksa Bu Tini juga berhenti jualan. Keinginan untuk melihat kedua anaknya sembuh dan bisa mengejar cita-cita dengan lancar, tampaknya hanya bisa menjadi sebatas angan-angan. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja mereka terpaksa harus menahan lapar.
Teman Peduli, yuk bantu Risna dan Kusnina untuk sembuh dengan cara klik di sini, agar mereka bisa mengejar impiannya masing-masing.
Satu donasi darimu, satu harapan untuk kesembuhan adik kakak yatim ini!
Komentar Terbaru