Cerita Slamet Kardiman, Atlet Difabel Indonesia yang Berjuang dengan Keterbatasan

Halo, Teman Peduli!

Pesta olahraga atlet difabel se-Asia Tenggara, ASEAN Para Games 2022, telah berakhir. Acara yang diselenggarakan di kota Solo, Jawa Tengah, itu resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 6 Agustus 2022 lalu.

Berita baiknya, Indonesia berhasil menjadi juara umum dengan raihan 175 medali emas, 144 medali perak, dan 106 medali perunggu. Indonesia keren!

Curhat Atlet Difabel di Balik Kemeriahan ASEAN Para Games 2022

Di balik banyaknya medali dan titel juara umum yang diraih Indonesia, ada satu curahan hati dari seorang calon atlet Indonesia penyandang disabilitas yang gagal bertanding. Pasalnya, cabang olahraga yang digelutinya tidak dipertandingkan di ASEAN Para Games 2022.

Dia adalah Slamet Kardiman, atlet paracycling kelas Handbike HM5. Semua bermula dari kejadian yang menimpa Slamet semasa SMK. Waktu itu, Slamet mengalami cedera pada lutut kiri saat melakukan olahraga lompat jauh. Namun, Slamet tidak menghiraukan cedera yang dimiliki.

Dua bulan kemudian, saat sedang bermain futsal, Slamet kembali mengalami cedera pada lutut kaki kirinya. Dengan bantuan kakaknya, Slamet menjalani pengobatan alternatif pada kaki kirinya.

Sayangnya, kaki kiri Slamet mendapatkan penanganan yang salah. Jaringan pembuluh darah pada kaki kirinya tersumbat, hingga mengakibatkan pembekuan.

Slamet kemudian dilarikan ke rumah sakit. Dari hasil diagnosa dokter, kaki kiri Slamet sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Kaki kirinya harus diamputasi.

Baca Juga: Jalani Pengobatan ALL Leukemia, Yuk Semangati Nina agar Bisa Sekolah Lagi

Olahraga Baru dan Semangat Baru Sebagai Atlet Difabel

Mulanya, menjadi penyandang disabilitas membuat Slamet Kardiman terpuruk dan berniat mengakhiri hidup. Slamet menyesali dirinya yang sudah tidak punya kaki kiri yang utuh.

Meskipun begitu, Slamet akhirnya sadar bahwa hidup harus terus berjalan. Ia pun bangkit, dan meningkatkan kualitas dirinya dengan tekun bekerja. Keterbatasan sebagai orang difabel tidak membuat Slamet merasa kurang.

Titik balik kehidupan Slamet Kardiman sebagai penyandang disabilitas terjadi pada tahun 2019. Kiprah di dunia kerja membawa pria kelahiran Brebes, 11 Maret 1990, itu bertemu dengan Ketua National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Kabupaten Sragen. Slamet diberi kepercayaan untuk bergabung dengan atlet balap sepeda (paracycling) dalam rangka persiapan ASEAN Para Games 2019 di Filipina!

Impian Slamet menjadi kenyataan. Hobi bersepeda yang dia lakukan sejak SD hingga SMK, akhirnya menjadi sebuah profesi untuknya. Slamet pun memutuskan untuk menekuni olahraga balap sepeda, dan menjadi atlet Indonesia cabor paracycling.

Meskipun memiliki keterbatasan secara fisik, Slamet telah berhasil membuktikan bahwa dirinya memiliki kemampuan layaknya mereka yang normal. Kompetisi Malaysia Para Cycling Road & Track I 2019 menjadi pembuktian bahwa Slamet merupakan atlet difabel yang andal berlaga di ajang internasional. Sebagai atlet Indonesia, Slamet berhasil membawa pulang tiga medali perunggu untuk kategori ITT 17KM, IP 1000M, dan IP 3000M.

Baca Juga: Kisah Hadi Tombro, Memajukan Pendidikan Anak di Papua Melalui Hobi Bersepeda

Ujian Sebagai Atlet

Namanya kehidupan, akan selalu ada siklus naik dan turun. Pasca ajang try out atlet untuk ASEAN Para Games selesai, pandemi Covid-19 melanda dunia. Semua aktivitas di luar ruang, termasuk ASEAN Para Games, harus ditunda atas alasan kesehatan dan hajat hidup banyak orang.

Slamet merasa sedih dan kecewa, karena dia gagal bertanding di ASEAN Para Games 2019 sebagai atlet difabel Indonesia untuk pertama kalinya. Namun, Slamet tidak ingin larut dalam kekecewaan. Slamet memilih untuk tetap fokus berlatih secara disiplin dan menjaga kebugaran tubuhnya.

Hingga akhirnya, ASEAN Para Games 2022 di Solo tiba. Penantian Slamet untuk berlaga lagi-lagi tak berbalas, karena paracycling tidak masuk dalam kategori yang dilombakan.

Jadi Atlet Difabel yang Berpartisipasi

Meskipun tidak ikut bertanding di ASEAN Para Games 2022, Slamet mendapatkan kesempatan untuk menjadi partisipan di acara Audax Randonesia Chapter Solo pada Sabtu, 30 Juli 2022 lalu. Ini adalah event bersepeda yang didominasi oleh pesepeda non-difabel, tetapi bukan kompetisi.

Slamet mengikuti Audax Randonesia Chapter Solo dengan tiba di lokasi sekitar pukul 05.30 WIB. Kehadiran Slamet menyita perhatian ratusan peserta acara. Pasalnya, Slamet mengendarai handbike yang digunakan selama berlatih menjadi atlet. Tak sedikit peserta yang mengajak Slamet berfoto bersama sembari menyemangatinya.

Slamet pergi meninggalkan lokasi tepat pukul 06.00 WIB untuk mengarungi rute sejauh 100 kilometer. Waktu perkiraan kembali di lokasi adalah sebelum pukul 11.00 WIB.

Namun, sekitar pukul 10.10 WIB, Slamet telah berhasil menyelesaikan rute. Ketika pesepeda normal membutuhkan sekitar 5-6 jam untuk menuntaskan rute, Slamet hanya membutuhkan waktu 4 jam untuk menyelesaikannya!

Persiapan untuk Asian Para Games 2023

Pembuktian Slamet Kardiman sebagai atlet difabel Indonesia yang andal juga terbayarkan dengan harapan baru di Asian Para Games 2023. Tahun depan, Slamet berkesempatan mewakili Indonesia sebagai atlet paracycling kelas Handbike HM5 di Asian Para Games.

Sebagai atlet difabel yang menghadapi tantangan baru, Slamet juga membutuhkan sepeda tangan baru dan perlengkapannya. Tujuannya, agar Slamet bisa lebih berkonsentrasi dan meningkatkan kekuatannya. Dengan membiasakan diri berlatih menggunakan sepeda tangan HM5, Slamet berpotensi mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia.

Untuk bisa berlaga di Asian Para Games tahun depan, Slamet membutuhkan: 

1. Apparel; Jersey, sarung tangan, dan kacamata;
2. Helm sepeda;
3. Spare part; Wheelset, grouset, dan ban tubular.

Sementara itu, total biaya yang dibutuhkan untuk membeli perlengkapan bertanding tersebut mencapai Rp80 juta. Oleh karena itu, Slamet butuh dukungan kita bersama untuk bisa mewakili Indonesia sebagai atlet paracycling di Asian Para Games 2023.

Yuk, bantu atlet difabel kita satu ini untuk mendapatkan kebutuhannya agar bisa meraih medali emas di Asian Para Games tahun depan! Teman Peduli bisa berdonasi di: ayobantu.com/charityforslamet.

Satu donasi darimu, satu langkah bagi Slamet untuk maju mengharumkan nama Indonesia di ajang olahraga internasional!

Jadi, tunggu apa lagi untuk membantu Slamet mengharumkan nama negara kita?

Baca Artikel Lainnya

Perjuangkan Pengobatan Pasien Anak Kaum Dhuafa, Simak Cerita Yayasan Pasien Anak Indonesia

4 Langkah Sederhana untuk Dukung Pelestarian Hutan

3 Pendekatan Unik Donasi via Ayobantu, Ada Aset Kripto